Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pertanian (Kementan) mulai melakukan penanganan pasca kasus kematian ribuan ternak kerbau pampangan di Sumatra Selatan (Sumsel). Dengan melakukan disinfeksi kandang, pengobatan ternak kerbau di zona terinfeksi dengan antibiotik LA, antipiretik, dan multivitamin.

Mengutip situs resmi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, peristiwa itu terjadi apda 15-16 April 2024. Di Desa Bukit Batu Kecamatan Air Sugihan, Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam, dan Desa Semudim Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Menurut laporan Balai Veteriner Lampung Kementan, total kematian mencapai 410 ekor, dari total populasi sebanyak 3.970 ekor di wilayah terdampak.Padahal, populasi kerbau pampangan secara keseluruhan adalah 8.104 ekor.

“Diagnosis sementara yang dilaporkan oleh Balai Veteriner Lampung yaitu disebabkan Septikemia Hemoragik (HS),” kata Kepala Balai Veteriner Lampung Suryantana dikutip Sabtu, (20/4/2024).

“Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengatasi situasi ini dengan cepat dan efisien. Langkah-langkah telah diambil untuk membatasi penyebaran penyakit dan melindungi ternak yang tersisa,” tambahnya.

Sementara itu, lanjutnya, telah dilakukan vaksinasi pada ternak kerbau di zona yang dinilai steril. Sebanyak 514 ekor telah divaksinasi untuk mencegah penyebaran.

Apa itu Septikemia hemoragik?

Menurut situs World Organization for Animal Health (WOAH), Septikemia hemoragik (HS) merupakan penyakit utama pada sapi dan kerbau yang ditandai dengan septikemia akut yang sangat fatal dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Penyebabnya adalah serotipe Pasteurella multocida tertentu yang secara geografis terbatas di beberapa wilayah Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Selatan.

Disebutkan, dibanyak negara Asia, wabah penyakit kebanyakan terjadi pada kondisi iklim khas musim hujan (kelembaban tinggi dan suhu tinggi).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Potret Buruh Tani Tetap Gelar Aksi Demo Meski Diguyur Hujan Deras


(dce/dce)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *