Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di garis depan Ukraina kemungkinan akan terus memburuk dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini disampaikan kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin (22/4/2024).
Penilaiannya muncul ketika pasukan Ukraina, yang kalah jumlah persenjataan, berjuang untuk menahan pasukan Rusia, yang telah menguasai wilayah dalam beberapa bulan terakhir. Russia juga diperkirakan akan segera meningkatkan serangan mereka.
“Menurut kami, situasi yang agak sulit menanti kami dalam waktu dekat,” kata Budanov dalam wawancara dengan BBC, seperti dikutip AFP.
“Tetapi ini bukan bencana besar dan kita perlu memahaminya. Armagedon tidak akan terjadi, seperti yang dikatakan banyak orang saat ini,” ujarnya. “Tetapi akan ada masalah mulai pertengahan Mei. Saya berbicara tentang front khususnya… Ini akan menjadi periode yang sulit pada pertengahan Mei, awal Juni.”
Rusia dalam beberapa pekan terakhir secara rutin mengklaim kemajuan baru di Ukraina timur. Pada Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa Novomykhailivka, sekitar 20 kilometer (12 mil) jauhnya dari Vugledar, yang coba direbut oleh pasukan Rusia.
Mereka mengumumkan kemajuan lainnya di dekat kota timur Chasiv Yar pada akhir pekan. Menguasai kawasan strategis Chasiv Yar akan membuka jalan bagi Rusia menuju kota-kota penting lainnya di wilayah Donbas di Ukraina timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia ingin merebut Chasiv Yar pada 9 Mei, ketika Kremlin memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia 2.
Kyiv, selama berbulan-bulan, telah berjuang mengatasi kekurangan amunisi yang kian meningkat, namun hal ini diperkirakan akan membaik dalam beberapa minggu mendatang, di mana Amerika Serikat menyetujui paket bantuan militer senilai US$61 miliar untuk membantu memerangi Rusia.
Artikel Selanjutnya
Donald Trump Sukses Bikin Rusia dan Ukraina ‘Kompak’, Kok Bisa?
(luc/luc)