Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan proses pengiriman minyak mentah RI yang melalui Selat Hormuz sejauh ini masih aman. Terutama di tengah eskalasi konflik di timur tengah antara Iran dan Israel yang memanas.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan Selat Hormuz merupakan jalur perdagangan minyak mentah paling penting di dunia. Ribuan kapal menggantungkan jalur ini untuk sebuah pengiriman minyak.
Namun demikian, ia optimistis pengiriman minyak dengan kapal berbendera Indonesia tidak akan menemui masalah yang berat. Hal ini lantaran Indonesia merupakan negara mayoritas muslim.
“Sebetulnya, Indonesia dalam pengiriman ini tidak menjadi masalah seperti negara lain, karena Indonesia dikenal sebagai negara mayoritas muslim. Jadi bendera Indonesia lewat jalur tersebut sampai saat ini tidak mendapatkan gangguan. Tapi eskalasi ini perlu diperhitungkan,” kata Tutuka dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Senin (22/4/2024).
Meskipun dinilai masih aman, Tutuka menyarankan Pertamina untuk menghindari daerah-daerah rawan konflik tersebut. Terlebih apabila konflik semakin memanas dan berkepanjangan.
“Ini saya kira yang harus diperhitungkan. Saat ini kita menghindari dulu daerah-daerah yang kami sarankan kami usulkan untuk hindari dulu daerah konflik tersebut karena serangan balik ini akan mudah eskalasi lebih keras,” tambahnya.
Menurut Tutuka apabila selat Hormuz terganggu, hal ini akan berdampak pada pemenuhan impor minyak domestik. Adapun impor minyak Pertamina dari wilayah yang melalui jalur tersebut yakni sebesar 20%.
Sebagaimana diketahui, Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hal itu diungkap pejabat senior AS kepada ABC News.
Artikel Selanjutnya
Laut Merah Minggir, Iran Ngamuk Sita Kapal Minyak AS di Dekat Hormuz
(pgr/pgr)