Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berencana ekspansi ke kancah global, dengan memulai proyek di dua negara terlebih dahulu, yakni Turki dan Kenya.
Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio mengungkapkan alasan utama ekspansi ke kedua negara tersebut adalah karena potensi panas bumi di kedua negara tersebut cukup besar untuk dikembangkan, serta adanya iklim investasi yang kondusif dengan dukungan insentif dari pemerintah setempat.
“Nah kenapa di dua negara ini? Sebenarnya karena selain dari kedua negara tersebut memiliki potensi energi panas bumi yang cukup luar biasa gitu ya, tapi juga mereka memiliki iklim investasi yang kita bisa bilang supportive lah atau quite friendly gitu kan. Dan ini juga sebenarnya ya sejarah lah dengan visi dan misi kita. Kita kan juga pengen set footprints ya di international market sebagai pengembang apa namanya energi panas bumi,” paparnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (23/4/2024).
Rio menjelaskan, proyek di Turki merupakan proyek dari lapangan panas bumi yang sudah beroperasi. Sementara di Kenya, perusahaan akan melakukan eksplorasi dan pengembangan terlebih dahulu.
Sementara dari sisi pasar, dia mengatakan, pasar listrik di Turki termasuk pasar bebas, terdapat beberapa pembeli listrik. Awalnya memang produsen listrik panas bumi akan berkontrak khusus dengan satu pembeli listrik dalam beberapa tahun di awal. Namun setelahnya, produsen bisa menjualnya dengan bebas.
“Kita ingin ada operator yang udah operating nah salah satunya tuh yang kita lagi lihat ada di Turki gitu kan. Dan di Turki kalau kita lihat memang marketnya itu ya agak beda ya maaf ya agak beda dengan kita, kita kan ada single offtaker. Kalau mereka tuh memang dalam berapa tahun pertama itu ada take over contract tapi setelah itu mereka bisa jual ke free market,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rio menyebutkan, pemerintahan Turki dan Kenya terbuka untuk melakukan kerja sama untuk mengakselerasi lapangan panas bumi yang ingin dikembangkan di negara tersebut.
“Sehingga potentially harapannya kita bisa mendapatkan dukungan-dukungan yang tadi saya sampaikan regulasi, dari tarif dan juga dari insentif-insentif tersebut,” tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan PGEO agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya.
Kerja sama dengan Kenya ini disebut sebagai langkah awal PGE untuk menjadi World Class Green Energy Company.
Kenya dipilih lantaran biaya pengembangan potensi panas bumi di sana lebih murah dan berpotensi besar. Selain biaya pengeboran murah, Kenya juga memiliki potensi lapangan panas bumi yang cukup jumbo, di mana satu lapangan bisa memproduksi lebih dari 500 MW, sementara di Indonesia rata-rata hanya berkisar di level 100-300 MW.
“Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi,” ujar Julfi dalam keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).
Artikel Selanjutnya
Resmi Dibangun, Ini Penampakan PLTP Lumut Balai 2 Milik PGE
(wia)