Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia selama ini banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut menjadi pemasok utama pemenuhan BBM di dalam negeri.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat Indonesia akhirnya memilih Singapura dan Malaysia untuk mengimpor BBM. Salah satunya yaitu karena letak geografis yang nantinya berdampak pada biaya transportasi.

“Utamanya kalau Indonesia kan lewatnya Singapura saya kira lebih ke faktor geografis dan jarak sebetulnya karena kan nanti di dalam BBM maupun minyak mentah itu ada cost of transportation-nya, jadi ada biaya transportasi, terus kemudian ada juga biaya-biaya lain termasuk asuransi di dalamnya itu, biasanya makin jauh itu makin mahal,” ungkap Komaidi kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/4/2024).

Menurut Komaidi, ada beberapa negara yang sebetulnya dapat memberikan produk BBM dengan harga lebih murah, misalnya Afrika. Namun, dengan biaya angkut ke Indonesia yang lebih mahal, ujung-ujungnya akan mengerek harga BBM.

“Seperti halnya di Amerika kan harga gas bisa US$ 3, kenapa kita gak impor kan murah kita kan sampai mendekati US$ 10 begitu ya. Itu kalau kita impor US$ 3 sampai sini bisa di atas US$ 10 sampai di Indonesia karena biaya transportasinya, terus biaya regasifikasi dan lain lain, termasuk asuransi di dalamnya, jadi mahal,” kata dia.

“BBM juga sama. Karena itu biasanya masing-masing negara kalau kita lihat itu biasanya alirannya memang negara yang memiliki geografis yang dekat-dekat. Artinya, kalau Malaysia punya ya kita akan impornya dari Malaysia, lebih dekat karena biaya transportasinya lebih murah juga begitu, sehingga di ujungnya lebih murah, risiko-risiko di dalam perjalanannya juga bisa diminimalkan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Mustika Pertiwi mengungkapkan alasan di balik Indonesia banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara Singapura dan Malaysia.

Semula, ia menjelaskan bahwa setiap negara sejatinya memiliki kualitas dan spesifikasi BBM tertentu. Seperti halnya Indonesia yang memiliki BBM jenis Pertalite yang tidak sama spesifikasinya dengan BBM di negara lain.

Mustika mengatakan impor BBM dari negara tersebut dilakukan lantaran kedua negara itu memiliki banyak fasilitas pencampuran (blending) berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari kilang di berbagai negara. Sehingga produk BBM yang diproduksikan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Indonesia.

“Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan mem-blending/mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari kilang di berbagai negara untuk memenuhi produk sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan Indonesia atau negara pembeli BBM lainnya,” kata Mustika kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/4/2024).

Selain Indonesia, dengan fasilitas blending dan storage yang sangat besar dan lokasi strategis, Singapura dan Malaysia juga memasok kebutuhan BBM ke negara-negara lain. Contohnya seperti negara-negara di Asia Tenggara lainnya dan Australia.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Banyak Cara RI Tekan Impor BBM, Ini Salah Satunya..


(wia)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *