Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mendesak pemerintah untuk segera membayarkan utang selisih pembayaran atau rafaksi minyak goreng sebesar Rp344 miliar kepada peritel. Ia pun berharap utang rafaksi bisa segera dibayarkan sebelum masa pemerintahan Jokowi digantikan Prabowo pada Oktober 2024 mendatang.
“Kita berupaya untuk ada konkret dulu saja sekarang. Maksudnya, kita mau memastikan supaya komitmen pemerintah itu riil, konkret, bukan hanya bicara saja. Karena ini kan sudah 2 tahun lebih berlarut,” kata Roy saat ditemui wartawan di Auditorium Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Roy menilai, semakin berlarutnya masalah ini dibiarkan, maka utang rafaksi bisa menjadi preseden yang tidak bagus bagi investor, lantaran mereka pasti melihat kepastian hukum di Indonesia yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.
“Jadi kita berharap, segera konkret saja dan tentu berharap juga tidak sampai pada pergantian pemerintahan. Mumpung sekarang ini masih masa transisi,” ujarnya.
Foto: Minyak goreng kemasan non Minyakita di ritel modern. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Minyak goreng kemasan non Minyakita di ritel modern. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
|
Lebih lanjut, apabila nantinya ada perbedaan perhitungan klaim utang rafaksi yang harus dibayarkan, Roy menilai perlu dilakukan dialog. Namun, ia mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini masih belum ada dialog antara peritel dengan pemerintah ihwal perbedaan klaim tersebut.
“Kalaupun nanti ada perbedaan, kita minta dialog terbuka, diskusi untuk selisih ataupun perbedaan dari perhitungan, karena kami juga harus mempertanggungjawabkan pada pemegang saham dan stakeholder. Jadi kalau berbeda nilainya, kita minta transparansi dan dialog terbuka,” tegasnya.
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyampaikan bahwa rencana pembayaran utang rafaksi migor akan rampung setidaknya bulan depan, atau Mei 2024 mendatang.
“Kalau untuk rafaksi mudah-mudahan dalam waktu dekat ini. Mudah-mudahan bulan Mei ini sudah selesai,” kata Isy kepada wartawan di Auditorium Kemendag, Kamis (25/4/2024).
Artikel Selanjutnya
Produk Halal RI Laku Keras di Luar Negeri, Nilainya Rp 655 T
(wur)