Jakarta, CNBCÂ Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, anomali Sea Surface Temperature (SST) atau suhu permukaan laut pada dasarian II bulan April 2024 di wilayah 3.4 menunjukkan El Nino lemah dengan indeks +0,93.
Disebutkan, kondisi ini menunjukkan El Nino secara gradual turun terus dari periode sebelumnya. El Nino tercatat sudah berlangsung selama 34 dasarian (sekitar 340 hari).
“BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi El Nino secara gradual akan beralih menjadi Netral mulai Mei-Juni-Juli 2024,” demikian mengutip Analisis Dinamika Atmosfer – Laut dan Prediksi Curah Hujan Mei-Oktober 2024 yang dirilis BMKG pada 23 April 2024.
Di sisi lain, untuk Indian Ocean Dipole (IOD) dilaporkan dalam kategori Netral dengan indeks +0,31 dan diprediksi bertahan hingga 5 bulan ke depan.
Sebagai informasi, kedua fenomena ini memicu musim kemarau dengan suhu panas dan kekeringan lebih ekstrem dibandingkan musim kemarau biasanya.
Lalu bagaimana kondisi cuaca ke depan?
BMKG mencatat, per 12 April 2024, sebanyak 76% atau 533 Zona Musim (ZOM) di Indonesia tengah mengalami musim hujan, sedangkan 8% atau 53 ZOM mengalami musim kemarau. Sementara 16% lainnya atau 113 ZOM memiliki tipe 1 musim.
Menurut BMKG, pada umumnya curah hujanan bulanan di Indonesia berada pada kategori menengah-tinggi. Wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan rendah (
“Pada Mei-Juni 2024, pada umumnya Indonesia bagian utara mengalami sifat hujan Normal-Atas Normal, sedangkan bagian selatan seperti pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT mengalami curah hujan di bawah normal,” jelas BMKG.
Berikut wilayah berpeluang curah hujan tinggi di bulan Mei 2024 (>300 mm/ bulan):
– Aceh
– Sumatra Utara
– Sumatra Barat
– Kepulauan Riau
– Bengkulu
– Kepulauan Bangka Belitung
– sebagian besar Kalimantan Barat
– Kalimantan Tengah
– sebagian Kalimantan Timur
– Kalimantan Selatan
– Kalimantan Utara
– sebagian besar Sulawesi Selatan
– Sulawesi Barat
– sebagian Sulawesi Tengah
– Sulawesi Tenggara
– Sulawesi Utara
– Maluku
– Maluku Utara
– Papua Barat
– Papua Tengah
– Papua
– Papua Selatan.
Sementara, wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, sebagian ebsar Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT berpeluang besar mengalami curah hujan rendah di bulan Mei 2024, kurang dari 100 mm per bulan.
Lantas, bagaimana dengan musim kemarau di Indonesia untuk tahun ini?
BMKG memprediksi awal musim kemarau di wilayah-wilayah Indonesia dimulai dengan waktu-waktu berbeda. Bervariasi antara bulan Mei- Agustus II, meski ada juga yang baru mulai di bulan Oktober-Desember.
Terlihat dari peta yang dirilis BMKG, sebagian wilayah di Jawa masuk musim kemarau di bulan Mei, sedangkan Sumatra di bulan Juni-Juli 2024.
Foto: Puncak musim kemarau 2024. (Dok: BMKG)
Puncak musim kemarau 2024. (Dok: BMKG)
|
Artikel Selanjutnya
RI Mulai Masuk Pancaroba, BMKG Warning Ini
(dce/dce)