Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan alasan sektor hilirisasi di Indonesia kerap dimanfaatkan oleh pihak asing. Hal itu disebabkan investasi yang besar untuk mengembangkan hilirisasi tersebut.
Oleh karena itu, Bahlil menegaskan bahwa perbankan di Indonesia harus terbuka untuk mau membiayai sektor hilirisasi.
“Selama perbankan kita tidak respons sebagai bagian terpenting dalam mendapatkan opportunity di sektor (hilirisasi) ini, pasti PMA (Penanaman Modal Asing) lebih banyak banyak (masuk),” ungkap Bahlil dalam Konfrensi Pers, Senin (29/4/2024).
Sementara investor dalam negeri, kata Bahlil, kemungkinan ‘ogah’ mengambil kredit dari luar negeri, hal itu lantaran dana hasil ekspor (DHE) komoditasnya hanya untuk menyelesaikan cicilan pokok bunga dari negara asal pinjaman tersebut.
“Kalau DHE mau utuh dari produksi hilirisasi, perbankan haruscmau buka diri beri kredit ke nasabah-nasabahnya,” ungkap Bahlil.
Tingginya PMA bisa terlihat berdasarkan data pada kuartal I-2024 mencapai Rp204,4 triliun (50,9%). Realisasi ini tumbuh 15,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) dan 10,9% dibandingkan kuartal sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Prabowo: Kenapa Korea Bisa Bikin Mobil Bagus, Tapi RI tidak Bisa?
(pgr/pgr)