Jakarta, CNBC Indonesia – Produksi padi/ gabah nasional pada periode bulan April-Mei 2024 diprediksi bakal lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2023 dan 2022. Hal itu disebabkan oleh pergeseran puncak panen di musim kali ini.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, puncak musim panen padi di tahun 2023 dan 2022 terjadi di bulan Maret. Dengan produksi masing-masing tercatat sebesar 8,92 juta ton gabah kering giling (GKG) di 2023, turun dari 2022 yang mencapai ,954 juta ton GKG.

Luas panen di bulan Maret 2023 juta turun jadi 1,65 juta hektare (ha) dari Maret 2022 yang mencapai 1,76 juta ha.

Di tahun 2024, produksi bulan Maret tercatat hanya mencapai 5,87 juta ton GKG, dengan luas panen hanya 1,11 juta ha.

“Puncak panen padi terjadi di bulan April 2024 dengan luas panen adalah 1,78 juta hektare di mana produksi padi nasional 9,60 juta ton gabah kering giling,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (29/4/2024).

“Kalau kita dibandingkan April tahun-tahun lalu memang terlihat ada pergeseran panen yang biasanya puncak panen ada di bulan Maret, tapi di tahun ini panen raya ada di bulan April. Panen raya April tahun ini terlihat relatif lebih tinggi dibandingkan panen raya tahun sebelumnya,” tambahnya.

Untuk produksi padi bulan Mei 2024, BPS memperkirakan akan ada 1,12 juta ha luas panen dengan taksasi produksi mencapai 5,54 juta ton GKG.

Pada Mei 2022, luas panen tercatat hanya sekitar 830 ribu ha dengan produksi 4,23 juta ton GKG. Dan di Mei 2023 tercatat produksi sebesar 4,96 juta ton GKG, dihasilkan dari luas panen sekitar 970.000 ha.

“Stok padi nasional relatif aman di tengah produksi padi yang meningkat di bulan-bulan ini,” ujarnya.

RI Surplus Beras

“Terkait potensi surplus beras, terlihat bahwa Januari-April 2024, kita akan mengalami surplus beras. Juga bulan Mei. Mungkin yang perlu waspada adalah bulan Juni akan terjadi defisit kalau kita bandingkan produksi dengan konsumsi bulan itu,” tambah Amalia.

Dia menjabarkan, pada periode Januari-April 2024, Indonesia berpotensi surplus beras sebanyak 850-an ribu ton dan di bulan Mei 2024 ada potensi surplus sekitar 620 ribu ton.

Di bulan Juni 2024, BPS memproyeksikan ada potensi defisit sekitar 450.000 ton. Perhitungan ini belum memperhitungkan impor, hanya mengacu data produksi dan konsumsi domestik.

Data perkriaan panen berdasarkan Fase Standing Crops (Fase generatif, fase vegetatif, fase vegetatif akhir, fase vegetatif awal), serta persiapan lahan amatan KSA Maret 2024.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Survei Terbaru BPS Ungkap Fakta-fakta Produksi Beras RI Awal 2024


(dce/dce)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *