Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara perihal PT Pertamina (Persero) yang menahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya harga BBM non subsidi pada bulan Mei 2024 ini.

Sementara selain Pertamina, badan usaha penyesia BBM milik swasta seperti Shell Indonesia, Vivo Energy Indonesia dan BP-AKR secara serempak mengubah naik harga produk BBM-nya.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi bahwa BBM non subsidi merupakan tanggungan korporasi yang mana dia klaim pemerintah tidak ikut campur dalam penentuan harganya. Namun memang, terdapat perhitungan yang menjadi landasan penentuan harga BBM di dalam negeri.

“Soalnya kalau gitu itu kan bener-bener tanggungan dari korporasi. Itu masuk JBU (Jenis Bahan Bakar Umum). Jadi, bahan bakar untuk keamanan di situ, ya. Kalau pun ada kekurangan, pemerintah nggak bisa masukin apa-apa,” tambahnya.

Ia tak menampik bahwa tidak berubahnya harga BBM non subsidi di SPBU Pertamina ditahan sampai Juni. Hal itu sesuai dengan arahan pada Sidang Kabinet beberapa waktu yang lalu.

Nah, bulan depan pihaknya akan melakukan evaluasi perihal ketentuan harga BBM khususnya non subsidi.

“Ya, ini kita evaluasi terus. Tiap bulan selalu dievaluasi. Nanti hasilnya, kan pertimbangannya banyak, kan. Tidak hanya harga referal dan apa namanya, perkembangan ekonomi real. Kalau memperhatikan, ya kemarin kan untuk menjaga ini, pesta demokrasinya, biar nggak terganggu. Salah satu pertimbangan itu,” jelas Agus saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memastikan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM. Meskipun harga minyak mentah dunia kini tengah bergejolak akibat konflik di timur tengah.

Meski demikian, ia mengakui bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia akibat semakin panasnya tensi geopolitik di Timur Tengah berpotensi meningkatkan beban anggaran subsidi energi, seperti BBM maupun LPG. Pasalnya, jalur logistik energi di Selat Hormuz ikut terganggu perang tersebut.

Airlangga mengatakan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price sudah naik ke level US$ 83,78/barel dari asumsi pemerintah dalam APBN 2024 yang di kisaran US$ 82/barel. Maka, ia memperkirakan, penyesuaian anggaran subsidi energi akan terjadi pada tahun ini.

“Itu juga menimbulkan berbagai kenaikan dan kita lihat bahwa di Timur Tengah, khususnya Israel ini, Selat Hormuz memainkan peran yang sangat penting untuk logistik. Terutama BBM,” tutur Airlangga beberapa waktu yang lalu.

Ia belum bisa memastikan kapan penyesuaian anggaran subsidi akan dilakukan pemerintah. Ia hanya berharap konflik Timur Tengah tidak berlarut-larut sehingga harga minyak mentah bisa kembali stabil sesuai dengan asumsi pemerintah dalam APBN 2024 di kisaran US$ 82/barel.

“Kita lihat sampai stabil, biasanya dalam situasi seperti sekarang, kalau terjadi deeskalasi, kita melihat pada saat perang di Ukraina, dan saat Gaza, itu tidak terlalu berpengaruh. Namun kalau yang ini berpengaruh karena Selat Hormuz itu jadi sangat penting dan critical,” tutur Airlangga.

Di lain sisi, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan Pertamina tidak menaikkan harga BBM Non Subsidi seperti mengacu pada beberapa aspek antara lain Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.

Dalam aturan ini, formulasi harga BBM di antaranya dipengaruhi oleh nilai tukar dolar AS serta MOPS, yang merupakan rata-rata dari serangkaian penilaian harga produk minyak yang berbasis di Singapura.

“Penyesuaian harga BBM nonsubsidi memang mengacu pada regulasi. Namun pada kondisi saat ini kami mendukung upaya Pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian,” terang Irto dalam keterangan tertulis.

Berikut rincian harga BBM di Indonesia per Mei 2024:

Pertamina

– Pertamax Rp 12.950/liter

– Pertamax Green 95 Rp 13.900/liter

– Pertamax Turbo Rp 14.400/liter

– Dexlite Rp 14.550/liter

– Pertamina Dex Rp 15.100/liter.

Shell Indonesia

– Super (RON 92) Rp 15.530/liter.

– V-Power (RON 95) Rp 16.350/liter.

– V-Power Diesel (CN 51) Rp 16.130/liter.

– V-Power Nitro+ (RON 98) Rp 16.570/liter.

BP-AKR

– BP 92 Rp 14.900/liter.

– BP Ultimate (RON 95) Rp 16.350/liter.

– BP Diesel (CN 51) Rp 15.520/liter.

– BP Ultimate Diesel sendiri Rp16.130/liter.

Vivo

– Revvo 90 Rp 13.800/liter.

– Revvo 92 Rp 15.300/liter.

– Revvo 95 Rp 16.150/liter.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Harga BBM Non Subsidi RI Naik Turun: Jadi Hak Badan Usaha


(pgr/pgr)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *