Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia diapit oleh 3 lempeng aktif dunia yang membuat Indonesia kaya akan potensi sumber daya geologi.

Namun ternyata berkah yang didapatkan Indonesia atas apitan 3 lempeng yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik tersebut juga diiringi oleh dampak negatif seperti potensi bencana geologi.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa terdapat ancaman potensi bencana geologi di tengah keragaman geologi yang didapatkan oleh Indonesia. Bencana yang mengintai seperti tsunami, gempa bumi, erupsi gunung api, gerakan tanah, hingga likuifaksi.

“Kondisi wilayah Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo Australia dan Pasifik menjadikan negara kita kaya akan potensi sumber daya geologi dan keragaman keunikan geologi,” jelas Dadan dalam acara Forum Geologi Tata Lingkungan Naasional, di Gedung Bidakara Jakarta, Selasa (7/5/2024).

“Namun dibalik itu juga menimbulkan dampak negatif berupa potensi bencana geologi seperti gempa bumi yang setiap hari ktia alami, tsunami, erupsi gunung api, gerakan tanah atau longsor serta likuifaksi,” tambahnya.

Dadan mengatakan kondisi tersebut merupakan isu yang harus dipahami oleh masyarakat juga pemerintah dan menjadi tantangan geologi dalam menata lingkungan.

“Geologi tata lingkungan memiliki peran yang berkaitan dengan konservasi geologi air tanah seperti penetapan KCAG (Kawasan Cagar Alam Geologi) dan KBAK (Kawasan Bentang Alam Karst) untuk pembangunan wilayah berwawasan lingkungan,” papar Dadan.

Adapun, dia juga mengungkapkan bahwa hal itu harus didukung oleh aspek lainnya dalam pemetaan geologi di Indonesia.

“Hal ini didukung aspek-aspek di antaranya hidrogeologi yang berkaitan konservasi dan pengelolaan air tanah, geologi lingkungan berkaitan pemanfaatan dan konservasi lingkungan geologi, dan geologi teknik yang berperan dalam perwujudan pembangunan infrastruktur yang aman dan berkelanjutan,” ujar Dadan.

Dengan penataan yang seimbang, maka manfaat geologi bisa didapatkan seiring dengan bencana geologi yang bisa termitigasi.

“Sintesa geologi tata lingkungan yang berkelanjutan berdasarkan data dukung geologi dan mitigasi bencana berdasarkan aspek-aspek di atas menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi untuk perencanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan,” tutupnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bledug Kuwu Jateng Simpan Lithium yang Dicari Dunia, Segini Jumlahnya


(pgr/pgr)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *